5 Skincare Ingredients You Might Want To Avoid
Mungkin kamu sudah aware dengan kandungan dalam skincare yang kamu butuhkan. Tapi, bagaimana dengan kandungan lainnya? Bagaimana dengan kandungan yang bisa berdampak negatif pada kulit atau bahkan kesehatan? Sudah aware kah kamu? Yuk kita waspada dengan beberapa bahan yang mungkin ada pada skincare-mu!
Paraben
Paraben merupakan kandungan yang ada pada skincare yang berfungsi untuk mencegah timbulnya jamur dan bakteri dan juga digunakan sebagai pengawet yang membuat produk tidak mudah rusak. Namun, paraben merupakan kandungan yang berbahaya untuk kulit dan tubuh yang bisa menyebabkan gatal, kemerahan, kering dan bersisik, bengkak, nyeri, rasa melepuh atau terbakar, dan bahkan juga bisa memicu berbagai penyakit serius lainnya, seperti kanker payudara.
Phthalates
Kandungan phthalates perlu kamu waspadai walaupun kandungan ini digunakan dalam berbagai produk, seperti lotion, cat kuku, atau hair spray untuk meningkatkan fleksibilitas dan membantu produk lebih cepat meresap pada kulit. Dalam beberapa riset, phthalates dinilai berisiko jangka panjang sebagai pengganggu endokrin dan dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara, perkembangan payudara dini pada anak perempuan, dan cacat lahir reproduksi pada pria dan wanita.
Sodium Lauryl Sulfate (SLS) dan Sodium Laureth Sulfate (SLES)
Pernah mencoba produk facial wash yang membuat wajah bersih, kencang dan ‘ketarik’? Coba cek lagi kandungannya, bisa jadi facial wash tersebut mengandung SLS atau SLES. Kedua kandungan ini merupakan kandungan yang kurang baik untuk kulit. Memang fungsinya untuk menghilangkan kandungan minyak dalam kulit, namun kandungan ini bisa menyebabkan iritasi dan kering. Bahkan, pada kulit sensitif kandungan ini justru bisa menyebabkan jerawat, serta inflamasi kulit lainnya.
Hydroquinone
Hydroquinone merupakan bahan populer yang kerap digunakan pada produk skincare, terutama pemutih kulit. Bahan ini dinilai dapat mengurangi jumlah melanosit, yaitu sel yang memproduksi melanin.
Penggunaan hydroquinone sebenarnya diperbolehkan jika konsentrasinya dalam produk tidak lebih dari 2%, tetapi secara umum penggunaan jangka panjang tetap tidak disarankan tanpa anjuran dokter. Penggunaan jangka panjang kerap dikaitkan dengan terjadinya ochronosis, yaitu kelainan pigmentasi yang menjadikan kulit mengalami bercak hitam kebiruan.
Triclosan
Kandungan yang satu ini berfungsi sebagai antibakteri yang biasa ditemukan pada skincare dan sabun. Selain pada beberapa produk skincare, kandungan triclosan juga umum ditemukan pada pasta gigi, deodoran, dan sabun antibakteri. Namun, yang perlu diketahui adalah zat kimia ini bisa menimbulkan gangguan hormonal, gangguan fungsi otot, gangguan fungsi kekebalan tubuh dan juga meningkatkan munculnya alergi.
Nah, sekarang sudah tau kan berbagai bahan dan kandungan yang perlu kamu hindari pada skincare? Yuk lebih selektif lagi memilih skincare, sehingga kulit sehat, tubuh pun juga terjaga!
(Neschya H.T.)